CERITA DEWASA ISTRIKU MENIKMATI GENJOTAN MALING PERKASA

CERITA DEWASA ISTRIKU MENIKMATI GENJOTAN MALING PERKASA


CERITA DEWASA ISTRIKU MENIKMATI GENJOTAN MALING PERKASA, Hasrat-Bispak64 Mendadak suatu suara keras menghidupkan kami di larut malam. Fatimah istriku memegang lenganku karena sangat ketakutannya. Nada itu ada dari arah dapur. Kayaknya kaca yang jatuh awut-awutan. Instingku menyampaikan ada sesuatu hal yang tidak rampung ada dalam rumah ini. Saya bangun dan menghidupkan lampu. Istriku usaha mengendalikan saya. Dengan berhati-hati saya bangun serta buka pintu dan ambil langkah ke dapur. WAJIB 4D


Saya terkejut dengan ketakutan yang sangat waktu ada pribadi asing di bawah jendela dapurku. Tampak di lantai kaca jendela pecah berantakan. Pastinya ia ini maling yang ingin mengambil dalam rumah kami. Sama


terkejut dengan lincahnya maling ini berdiri dan ambil langkah pendek menyabet pisau dapur kami yang tidak jauh dari tempatnya. Orang ini lebih besar dari saya. Dengan rambut serta jambangnya yang gak bercukur tampak demikian gahar. Dengan bajunya yang T. Shirt gelap serta celana jean bolong-bolong ia menyeringai memberi ancaman saya dengan pisau dapur itu.


Saya memang lelaki yang gak pernah mengetahui bagaimana berkelahi. Memandang tingkah maling ini segera nyaliku putus. Dengan gemetaran yang paling saya lari balik ke kamar tidurku serta tutup pintunya. Tetapi kalah cepat dengan maling itu. Saya usaha keras menghimpit untuk menggembok kebalikannya maling itu terus memajukan dengan kuatnya. Istriku histeris berteriak-teriak ketakutan, 


"Ada apakah Maass.. Toloonngg.. Tolongg.."


Akan tetapi seruan itu jelas buang waktu. Rumah kami yakni rumah anyar di perumahan yang sedikit penghuninya. Tetangga paling dekat kami merupakan Pak RT yang jaraknya kira-kira 30 rumah kosong, yang masih belum mempunyai penghuni, dari rumah kami. Sementara di arah yang lain yaitu bentang kali serta sawah yang luas berpetak-petak. Mulai sejak pernikahan kami dua tahun lalu, berikut rumah credit kami yang anyar kami tinggali sepanjang dua bulan ini.


Usaha ambil dan dorong pintu itu dengan pastilah dimenangi oleh sang maling. Saya terdepak jatuh ke lantai serta maling itu dengan lega masuk ruang tidur kami. Ia mengacung-acungkan pisau dapur ke isteriku biar tidak berteriak-teriak sekalian memberi ancaman ingin potong leherku. Istriku sekejap ‘klakep' sepi. Sekalian menodongkan pisau ke leherku dengan kasar saya digapainya dengan menarik bajuku keluar kamar. Matanya terlihat sapu ruang keluarga dan menarikku merapat ke dalam almari piranti. Pastilah di nyari-nyari benda mempunyai nilai yang kami taruh.


Ia mendapati lakban di pijakkkan beberapa macam perlengkapan. Dengan 1/2 membanting ia memajukan saya biar duduk di lantai. Ia me-lakban tangan serta kakiku setelah itu mulutku sampai saya sungguh-sungguh bungkem. Pada kondisi tidak berdaya saya diambilnya kembali lagi ke kamar tidurku. Istriku kembali berteriak sembari menangis histeris. Tapi itu cuma sebentar.


Maling ini benar-benar profesional dan berdarah dingin. Ia cuman ngomong,


"Diam nyonya cantiikk.. Gak boleh bikin saya kalap lhoo.." kembali istriku ‘klakep' dan sepi.


Kelihatan maling itu menyapukan penglihatannya ke Kamar tidurku. Ia melihati jendela, almari, tempat tidur, rack kset serta pesawat radio di kamarku. Ia nampaknya memikir. Segalanya kulihat dalam kelumpuhan dan kebisuanku karena lakban yang mengikat kaki tanganku serta membekap rapat mulutku.


Mendadak maling itu dekati Fatimah istriku yang gemetaran menggulung badannya dipojok dipan sebab shock dan histeris dengan momen yang lagi terjadi. Dengan lakbannya dia lekas bekap mulutnya serta direbahkannya badannya di tempat tidur. Saya tidak mampu apapun cuma dapat tergelintang dan berkedip di lantai. Saya lihat bagaimana sorot mata ketakutan di wajah Fatimah istriku itu.


Nyatanya maling itu melebarkan tangan istriku dan mengikatnya terpisah di kiri kanan kisi-kisi tempat tidur kayu kami. Demikian juga di kakinya. Ia bentangkan dan ikat pada kaki-kaki dipan. Dan pada akhirnya yang berlangsung yakni saya yang tergeletak lumpuh di lantai sementara Fatimah istriku celentang serta terlilit di dipan pengantin kami.


Hatiku benar-benar tidak nikmat. Saya panik maling ini melakukan hal di luar batasan. Menyaksikan figurnya, kelihatan ia ini orang kasar. Badannya tampak kuat dengan otot-ototnya yang membayang dari T. Shirt dekilnya. Saya taksir tingginya ada kira-kira 180 cm. Saya melihati matanya yang melotot sekalian membentak,


"Diam nyonya cantiikk.." saat lihat istriku yang benar-benar kelihatan benar-benar seksi dengan busana tidurnya yang serba mini lantaran udara panas di kamar kami yang sempit ini.


"Saya pengin makan dahulu ya sayaang.. Gak boleh jenis-jenis". Ia nyelonong keluar ke arah dapur. Dasar maling gak hanya modal. Ia ngancam gunakan pisauku, ngikat gunakan lakbanku saat ini makan makananku.


Tampak istriku berontak membebaskan diri dengan buang waktu. Terkadang terlihat matanya kuatir dan ketakutan Melihat saya. Saya menggeleng-gelengkan kepalaku bermaksud melarang bergerak banyak. Irit tenaga.


Sehabis makan maling itu gelatakan membukai Beberapa almari dan laci-laci di dalam rumah. Ia gak dapat temukan apapun karena kami tidak mempunyai apa- apa. Saya asumsikan begitu parasnya bakal sedih lantaran kecewa. Kudengar nada gerutu. Kedengarannya ia berang.


Dengan menyepak pintu ia kembali masuk ruangan tidur kami. Buka almari kemeja serta mengaduk-adukkannya. Dilempar-lemparkannya isi almari sampai lantai penuh berantakan. Ia membuka kotak perhiasan istriku. Dibuang-buangnya perhiasan palsu istriku.


Lantaran gak mendapat apa yang dicari Maling memindah arah frustasi. Ia pandangi istriku yang celentang dalam ikatan di tempat tidur. Ia merapat sembari memarahi,


"Mana uang, manaa..? Dasar miskin yaa..? Kamu umpetin di mana..?"


Tangannya yang berkilau berotot bergerak mendapat pakaian tidur istriku setelah itu menariknya dengan keras sampai robek serta putus kancing-kancingnya. Dan yang lantas tampak terpajang merupakan bukit kembar yang demikian elok. Payudara Fatimah yang paling ranum dan padat yang selalu memang tanpa BH tiap-tiap jam tidur. Kelihatan sekali paras maling itu terpana.


Saat ini saya serius begitu takut. Semua Peluang dapat berlangsung. Saya tonton ada peralihan raut wajahnya. Selepas tak menghasilkan uang atau benda bernilai ia jadi ingin tahu. Ia berasa memiliki hak memperoleh substitusi yang setimpal. Maling itu lebih merapat kembali ke Fatimah dan dengan selalu menyaksikani buah dadanya yang paling sensual itu. Perlahan-lahan ia duduk ditepian tempat tidur.


"Di mana kamu taruh uangmu nyonya cantiikk..?" sembari tangan turun sentuh badan Fatimah yang serupa sekali gak dapat menampik karena kaki serta tangannyaterikat lakban itu. Serta tangan itu mulai mengelusi dekat Payudaranya.


Ampuunn.. Kusaksikan bagaimana mata Fatimah begitu paniknya. Ia merem pejamkan matanya sekalian Memperdengarkan suara dari hidungnya,


"Hheehh.. Hheehh.. Heehh..".


Istriku keluarkan air mata dan menangis, menggeleng-geleng kepalanya sembari keluarkan dengus dari hidungnya.


Air mata istriku menstimulasi ia lebih kasar. Tangan-tangannya tanpa kuatir mengelus- elus dan meremas-remas buah dada Fatimah dan anggota badan sensitive yang lain. Soal ini betul-betul membuat darahku menggelegak berang. Saya harus lakukan perbuatan suatu hal yang bias menyudahi semuanya ini apa saja kemungkinannya. Yang lantas dapat kulakukan ialah gerakkan kakiku yang terlilit, menekuk kemudian menyepakkan ke perbatasan ranjangku. Maling itu terkaget tapi betul-betul tidak berubah.


"Hey, brengsek. Ingin ngapain kamu. Tidak boleh jenis-jenis. Tak boleh kacaukan istrimu yang tengah nikmati pijitanku,"ia memarahi saya. Serta saya langsung patah semangat. Saya tidak mungkin melakukan perbuatan apapun kembali. Saat ini cuman batinku yang meratap momen ini.


Serta yang terjadi selanjutnya ialah suatu Yang betul-betul menyeramkan. Maling itu menarik robek seluruhnya baju tidur istriku. Ia betul-betul membikin Fatimah telanjang terkecuali celana dalamnya. Terus ia rebah rapatkan badannya disisinya. Istriku tampak bak rusa roboh dalam cengkeraman serigala. Dan sekarang pemangsanya merapat untuk mengoyak-oyak untuk nikmati badannya.


Ia gak bisa berpuat apapun kembali. Dalam 1/2 telanjangnya saya semakin mengetahui begitu cantiknya Fatimah istriku ini. Ia tampilkan begitu sisi-sisi badannya menghadirkan sensualitas yang tentu silau tiap-tiap lelaki yang menyaksikannya. Rambutnya yang mawut tergerai, tatap muka lengan dan pundak melahirkan lembah ketiak yang bias menggoyangkan iman beberapa lelaki.


Payudaranya yang membusung ranum dengan pentilnya yang merah ungu sebesar ujung jemari kelingking sangatlah melawan. Perut dengan pinggulnya yang.. Uuhh.. Demikian hebat memikat syahwat. Saya sendiri bingung bagaimana saya dapat menimang dewi secantik ini.


Serta sekarang maling sadis itu menenggelamkan parasnya ke dadanya. Ia menciumi dan menyusu Payudaranya seperti bayi. Ia mengenyoti pentil istriku yang keliatannya usaha berontak dengan menggeliang-geliatkan badannya yang ditandaskan percuma. Dengan makin kejam gairah nyolongnya saat ini beralih jadi hasrat binatang yang disanggupi birahi.


Ia masuk menjilat-jilat dan menciumi ketiak istriku yang paling sensual itu. Ini acara pesta besarnya. Ia barangkali tidak pernah memikirkan dapat mengecap nikmat tidur dengan wanita secantik Fatimah istriku ini.


Menjarah dengan kenyotan, jilatan serta kecupannya maling ini menyerobot ke pinggiran pinggul Fatimah kemudian naik ke perutnya. Dengan berdengus-dengus dan napasnya yang mengincar ia menjilat-jilati puser Fatimah sembari tangannya gerayangan ke semua arah meremas serta terlihat kadang-kadang sedikit mencakar menyalur gelegak hasrat birahinya.


Perlawanan istriku sangat menurun. Yang didengar hanya gumam dengus mulut tersumpal sekalian menggeleng-gelengkan kepalanya jadi pernyataan penolakannya. Barangkali ketakutan dan kelelahannya bikin stamina-nya ‘down' serta lumpuh. Sementara si maling selalu melumati perut serta menjilat- jilat beberapa bagian sensual badannya.

CERITA DEWASA ISTRIKU MENIKMATI GENJOTAN MALING PERKASA

Kebringasan dan kebrutalan selera syahwat maling ini kian melesat ke pucuk. Terang dapat menggagahi istriku di muka saya suaminya. Ia bangkit dari tempat tidur serta dengan cara cepat melepas T. Shirt dan celana dekilnya. Ia menelanjangi dianya. Saya terlena. Maling itu miliki bodi badan yang paling atletis serta mengagumkan menurut ukuran penampakan badan lelaki. Dengan warna kulitnya yang coklat kehitaman berkilat sebab keringatnya kelihatan dadanya, otot lengannya perutnya demikian kuat seperti eksekutor binaraga. Tungkai kakinya, paha serta betisnya benar-benar cocok sekali. WAJIB 4D


Yang membikin saya terperangah yakni kemaluannya. kont*l maling itu demikian memesona. Ada dari rimbun jembutnya kont*l itu tegak ngaceng dengan bonggol kepalanya yang berkilatan karena kerasnya tekanan darah syahwatnya yang menekaninya. Besar serta panjangnya di atas umumnya kemaluan orang Asia serta terlihat begitu selaras dalam warna hitaman semula setelah itu sedikit belang kecoklat-coklatan pada leher dan ujungnya. Lubang kencingnya ada dari belahan bonggol yang mekar melawan.


Kesan-kesan kekumuhan awalan yang kutemui dari rambut dan jambangan yang tidak bercukur dan busananya yang dekil langsung lenyap demikian lelaki maling ini bertelanjang. Ia terlihat sangatlah jantan ragam jago.


Dalam ketakutan dan kuatir istriku Fatimah lihat waktu maling itu bangun serta dengan cara cepat melepaskan bajunya. Demikian lelaki maling itu sungguh-sungguh telanjang saya memandang pengubahan di wajah dan mata istriku. Muka serta penglihatannya kelihatan terkesima. Yang belumnya layu dan kuyu sekarang kasar dengan mata yang membelalak. Karena barangkali ketakutannya yang makin jadi atau sebab ada 'surprise' yang tampil dari figure lelaki telanjang yang sekarang ada dengannya diranjangnya. Anehnya penglihatannya itu gak dilepaskan sampai ekor matanya ikuti dimanapun lelaki maling itu bergerak.


Biarpun saya tidak berani mengaitkan dengan cara benar, menurut pendapatku muka jenis itu merupakan muka yang didera selera birahi. Apakah ada birahi Fatimah bangun serta ingin di lelaki maling yang dengan kasar sudah mengikat serta menelanjangi badannya di muka suaminya itu. Atau barangkali 'surprise' yang disajikan lelaki itu sudah membalik 180 derajat dari takut, emosi serta tidak suka jadi dorongan syahwat yang luar biasa yang menyerang semuanya sanubarinya? Ahh.. Saya dirasuki cemburu buta. Saya kerap dengar wanita yang sayang dengan penculiknya.


Lelaki maling turun dari dipan dan merayap di muka arah kaki Fatimah yang terlilit. Ia menggapai kaki Fatimah yang terlilit dan memulai dengan menjilat-jilatinya. Lidahnya sapu ujung-ujung jemari kaki istriku lantas mengulumnya.Cerpensex


Saya lihat kaki Fatimah yang seperti disengat listrik beberapa ribu watt. Terkejut meronta serta meregang- regang. Saya tidak jelas. Apa itu gerak kaki untuk berontak atau membatasi kegelian syahwati. Sementara lelaki maling itu lagi menyerbu dengan jilatan-jilatannya di telapaknya. Begitu ia melaksanakan pada ke-2  tungkai kaki istriku buat memulai lumatan serta jialatan sesudah itu ketujuan pucuk nikmat syahwatnya.


Dengan triknya maling itu benar-benar menyengaja Jatuhkan martabatku selaku suami Fatimah.


"Mas, istrimu nikmat sekali loh. Bisa saya ent*t ya? Bisa.. Ha ha. Saya ent*t istrimu yaa.."


Serta saya di tempat ini yang tergelimpang jenis tangkai pisang tidak memiliki daya cuman dapat menerawang dan menelan ludah.


Akan tetapi ada yang mulai merambati dan merasuk ke sanubariku. Saya ingin mengetahui, jenis apa muka Fatimah waktu kont*l maling itu kelak menembusi kemaluannya. Dan hasrat tahuku itu nyatanya mulai menggairahkan syahwat birahiku. Dalam terkapar sembari mata tidak terlepas melihati tingkah lelaki maling telanjang yang melata bak kadal komodo di atas badan pasrah istriku yang cantik kont*lku jadi menegang. Saya ngaceng.


Kulihat begitu maling itu menyerobot ke Selangkangan istriku. Ia menciumi serta menyedoti paha Fatimah dan tinggalkan merah cupang setiap rambahannya. Tapi yang bikin jantungku berdetak cepat yakni geliat-geliat badan istriku yang terlilit dan desah dari mulutnya yang terbungkam. Saya sekali-kali tidak memandangnya selaku perlawanan seorang yang tengah disakiti dan dirampas kehormatannya. Istriku tampak demikian tenggelam nikmati tingkah maling itu.


Saya meyakinkan kalau Fatimah udah terbenam dalam selera seksualnya. Ia mengulet-geliat serta menggoyang-goyangkan badannya teristimewa pinggul dan bokongnya. Fatimah dirundung kegatalan birahi yang paling luar biasa dan sekarang nuraninya lagi jemput dan rindui kenyotan bibir sang maling itu. Sementara itu saya usaha terus memikir positip. Kalau amat berat menampik rayuan syahwat sebagai halnya yang dirasakannya. Secara lambat dan nyata kont*lku sendiri makin keras serta tegak saksikan yangharus saya lihat itu.


Dan klimaks dari pertarungan ‘perkosaan' itu berlangsung. Lelaki maling itu menenggelamkan bibirnya ke Bibir vagina Fatimah. Ia mengisap dan mengenyoti itil istriku dan meneruakkan lidahnya menembusi gerbang kemaluannya. Tidak terelak..


Dalam kucuran keringat yang terperas dari badannya Fatimah menjerit dalam gumam desahnya. Bokongnya lebih diangkatnya tinggi-tinggi. Ia kelihatan ingin raih orgasmenya. Bukan main. Umumnya amat susah untuk Fatimah mendapati orgasme. Kesempatan ini belumlah pula maling itu lakukan penetratif ia udah dekat pada pucuk kepuasan syahwatnya. Ah.. Tonton ituu.. Betul.. Fatimah mencapai orgasmenya.. Nittaa..


Ia membawa tinggi bokongnya serta selalu Diangkatnya sampai sesaat sekalian terkejat-kejat. Terlihat kendati pun tangannya terlilit jari-jarinya mengepal seolah mau meremas suatu hal.sebuah hal.  Serta kaki-kakinya yang meregang mengungkap begitu nikmat syahwat lagi menyerangnya. Tersebut yang dapat ditunjukkan olehnya disebabkan tangan dan kakinya masih terlilit ke dipan.


Dan si maling peka. Saat sebelum terburu Fatimah Kecapekan ia naik menindih badan istriku serta membimbing kont*lnya ke lubang vaginanya. Sekian kali ia mengocak kecil sebelumnya terakhir kemaluan yang cukup besar serta panjangnya itu menembus dan lenyap ditelan mem*k istriku.


Maling itu langsung mengayun-ayunkan kont*lnya ke lubang nikmat yang nampaknya disemangati oleh istriku dengan menggoyang serta membawa-angkat bokong serta pinggulnya supaya kont*l itu dapat menyentuhi gerbang rahimnya.


Saya sendiri begitu terbakar birahi Saksikan kejadian itu. Terutamanya bagaimana muka istriku dengan rambutnya yang berkeringat mawut jatugh ke dahi dan alisnya. kont*lku begitu terhenti oleh celana sempitku. Saya tidak sanggup kerjakan apapun untuk Melepas dorongan syahwatku.


Pecutan maling itu makin cepat serta kerap. Saya yakinkan kalau maling itu sedang dirambati nikmat birahinya. kont*lnya yang kian tabah kaku terlihat licin berkilat karena cairan birahi yang melumasinya terlihat seperti piston diesel masuk-keluar menembusi mem*k istriku. Saya pikirkan begitu nikmat menempa istriku. Dengan situasinya yang selalu terlilit di tempat tidur, bokongnya tampak turun-naik atau mengegos menanggapi pompan kont*l lelaki maling itu.


Selekasnya spermanya dapat muncrat isikan rongga kemaluan istriku. Serta keliatannya istrikupun dapat mendapati orgasmenya kembali. Orgasme berturut-turut. Bukan main. Sepanjang menikah saya dapat kalkulasi berapakah kali ia berkejat-kejat jemput orgasmenya. Tapi bersama maling ini tidaklah sampai 1 jam ia ingin jemput orgasmenya yang ke dua.


Saat pucuk orgasme dan ejakulasinya bertambah dekat, lelaki itu rapatkan parasnya ke muka Fatimah dan tangannya mencapai lantas lepaskan lakban di mulut istriku. Tapi ia gak memberikannya peluang buat teriak. Mulutnya langsung menyumpal mulut istriku. Saya lihat mereka sama-sama berpagut. Dan itu bukan pagutan paksakan. Istriku tampak menyahut lumatan bibir maling itu. Mereka terbenam dalam enaknya pagutan. Serta ahh.. ahh.. aahh..


Maling itu melepaskan cepat pagutannya serta sedikit bangun. Ia menyabet pisau dapur yang ada pada dekatnya. Dengan masing-masing sekali sikatan ke-2  ikatan tangan Fatimah terlepas. Serta pisau itu langsung dilemparnya ke lantai. Tangan maling itu cepat memegangi badan istriku dan bibirnya memagutinya. Serta tanpa sangsi serta kuatir demikian terlepas tangan istriku langsung memegangi badan lelaki maling ini. Sekarang saya lihat persetubuhan yang hampir prima. Lelaki maling bersama Fatimah istriku langsung terbenam dekati pucuk syahwatnya.


Hingga…


"Aarrcchh.. Cantikk.. Saya keluaarr..


Hhoohh.. Ampun


Istriku pun mendesis top, tidak ada pembicaraan akan tetapi terang, ia kembali mencapai orgasmenya. Dengan tangannya yang bebas ia dapat melepaskan gelegak birahinya. Tangannya mencakar punggung maling itu serta menanamkan kukunya. Tampak bilur sejajar memanjang di kiri kanan punggungnya merembes kemerahan. Punggung maling itu sempat cedera dan berdarah.


Masih sejenak mereka pada suatu dekapan sebelumnya pada akhirannya lelaki maling itu bangun dan menarik kont*lnya dari kemaluan istriku. Aku terus melihat spermanya yang kental berlimpah tumpah serta meluluh dari lubang vagina Fatimah. Sejenak mata maling itu melihati badan istriku yang tampak loyo.

Post a Comment

Previous Post Next Post