BODYKU YANG SUPER SEXY ENAK DIPERKOSA DENGAN SANGAT NIKMAT, Hasrat-Bispak64 Lebih dari pada tiga tahun saya bekerja jadi pembantu rumah tangga, majikanku ini tenar kaya dan baik ditambah lagi ia yaitu kades dan dihormati oleh orang-orangnya, majikanku ini yang memiliki nama Bapak Dimas, sepanjang bekerja di sini saya merasai nikmat tidak nikmatnya jadi pembantu, serta insiden waktu tinggal di sini saya pernah dicabuli.
Malam itu amat panas sekali saya ingin tidur saja sulit selanjutnya saya bukalah jendela kamarku agar anginnya masuk ke kamarku dan saya bertukar kemeja dengan daster tipis saya mennyalakan kipas anginnya baru saya dapat tertidur nyenyak. Yang bikin saya kebingungan di waktu itu saya jadi punya mimpi dengan pengemudi pribadinya Bapak Dimas.
Namanya Pak Aris dalam mimpiku ia mencatatngiku dan memegangku tanpa ada pakain dan telanjang keseluruhan, biarpun umurnya yang telah tua tetapi tubuhnya itu yang kekar seperti orang beberapa fitnes, beliau punyai tubuh yang kekar serta berotot.
Serta yang membuatku geli ialah buah terong yang menggantung elok di pangkal pahanya. Ih, demikian menggemaskan.Perlahan beliau dekatiku dan langsung meremas remas buah dadaku yang sudah terbuka bebas.
Entahlah mengapa belaian Pak Aris berasa demikian riil, seperti tidak dalam mimpi. Juga di saat bibir tebalnya mulai melumat kupingku saya sempat tersentak serta pelan-pelan terlindung dari tidurku. Tetapi begitu terperanjatnya saya waktu mengenal apa yang sebetulnya terjadi.
Rupanya apa yang saya rasakan barusan tidak sekedar mimpi. Di mukaku rupanya sungguh-sungguh ada pribadi Pak Aris yang memegang badanku.Pak Aris! Apa yang Bapak kerjakan? Saya memajukan badan Pak Aris kuat-kuat hingga ia terjengkang ke belakang.
Selekasnya saya tutupi badanku yang nyatanya pula hampir telanjang dengan selimut.Tenang, Lis! Udah lama saya menyimpan hasratku kepadamu! Kembali Pak Aris coba merangkul badanku. Akan tetapi kembali saya memajukan badannya kuat-kuat ke belakang.
Pergi! Gertakku.Atau saya bakal teriak!Silakan teriak! Sia-sia saja kamu teriak. Karena tidak ada orang yang mendengarmu. Apa kamu lupa, Pak Dimas dan keluarga barusan sore telah pergi ke Bandung untuk berlibur! Jadi tambah baik kamu taati saja impianku!Pak Aris tersenyum sinis.
Saya bertambah ketakutan sewaktu Pak Aris kembali dekatiku. Selekasnya saja saya melonjak dari dipan serta coba lari menuju pintu dengan situasi telanjang. Tapi naas! Saya kalah cepat dengan Pak Aris.
Dengan cara cepat, dia mencekalku dari belakang serta menekankan badanku menjurus dinding. Ke-2 tangannya mencekam kuat lenganku ke atas tembok, dan ke-2 kakinya menutup kakiku hingga saya sukar buat bergerak.
Saya berusaha untuk meronta maksimal. Tetapi sia-sia, tenaga Pak Aris betul-betul semakin lebih kuat diperbandingkan tenagaku yang cuman seseorang wanita. Kian kuat saya meronta, makin kuat genggaman Pak Aris di Badanku.
Tolong, Pak! Bebaskan saya! saya menangis dan mengemis pada Pak Aris. Tetapi sia-sia saja. Beliau tak dengerin perkataanku. Juga dengan liar Pak Aris menusukiku dengan ciuaman mautnya.
Lama-lama tanagaku terkuras habis. Badanku jadi lemas. Saya telah tak dapat lakukan perbuatan apapun kembali. Yang dapat saya kerjakan sebatas pasrah serta ikuti peraturan mainnya Pak Aris.Perlahan genggaman Pak Aris mulai mengendor.
Perbuatannya yang mula-mula kasar mulai melunak dan berganti jadi halus. Sampai saya segera masuk dalam bermainnya waktu secara halus Pak Aris mulai menggesek-gesekkan batan kejantanannya ke atas pahaku.
Saat itu kakiku berasa lemas dan lesu. Saya tidak kuat kembali menyokong berat tubuhku sendiri, hingga saya mulai terkulai. Tapi dengan cepat, Pak Aris selekasnya tangkap badanku, mengangkutnya lalu memboyongku ke atas tempat tidur.
Sejenak tersirat di muka Pak Aris sebuah senyuman kemenangan. Setelah itu secara halus dia mulai melumat bibirku. Entahlah mengapa saya tidak dapat buat menampiknya. Bahkan juga ada dorongan kuat dari dalam diriku buat membalasnya lumatannya itu.
Nach, demikian donk Lis! Kalaupun seperti ini kan lebih sedap! kata Pak Aris suka.Saya tersenyum tersipu-sipu.Bapak betul, kemungkinan lebih bagus saya mengikuti bapak dari mula barusan. Apalagi, telah lama pula saya tidak mendapat sentuhan lelaki.
Kembali Pak Aris tersenyum suka.Trus, ngapain kamu barusan pakai coba berontak, Lis?"Barusan saya hanya terkejut saja. Dibalik tampilan bapak yang bersahaja, kok teganya bapak coba menggagahi saya.
Namun, ah biarlah! Yang pentingkan saat ini saya telah menjadi punya Bapak!Kembali Pak Aris mulai mencumbuku. Kecupannya mulai menjalar lewat leherku setelah itu turun ke buah dadaku. Kumis tebalnya yang kasar sapu kulit dadaku maka mengakibatkan kesan khusus yang kian membuatku terasanya terbang ke angkasa.
Kecupan serta jilatan Pak Aris selalu bergerak turun. Sementara tangan kirinya meremas-remas buah dadaku, tangan kanannya tengah repot di pangkal pahaku bikin pilinan-pilinan yang kurasa nikmat.Oh, Pak Aris! Gak boleh siksa saya semacam ini! rengekku.Pak Aris tak mempedulikan ucapanku.
Malah dia malahan menyibakkan rumput-rumput liar yang menghambat pintu goa darbaku.Wah, Lis! Begitu indah memiaw kamu. Berwarna merah muda dengan baunya yang menyebar. Oh, benar-benar memesona.
Laksana sekuntum mawar merah yang sedang merekah pada pagi hari. Tentu kamu menjaganya secara bagus. Oh, Lis! Saya senang sekali dengan memiaw yang semacam ini!Perlahan Pak Aris menjulurkan lidahnya dan sapu permukaan klitorisku.
Berasa kasar, memanglah. Namun nikmat!Ayolah, Pak! Ouhh, saya tidak tahan kembali. Saya terus mengemis terhadap Pak Aris. Akan tetapi ia selalu memainkan emosiku. Pada akhirnya saya cari ide lain.
Saya coba menggerayangi badan kekar Pak Aris sekalian melacak buah terong yang menggantung di pangkal pahanya.Dan tak sulit buatku buat mendapati buah terong sebesar itu. Secara halus dan manja, saya mulai mengocak tangkai kont*l Pak Aris dibarengi dengan pijatan-pijatan yang membuat beliau merem terbuka.
Perlahan-lahan saya membantu kont*lnya ketujuan memiawku yang udah basah. Akan tetapi dengan nakal, Pak Aris cuma tempelkan serta menggesek-gesekkan ujung kepala kont*lnya di atas bibir vaginaku.
Berasa geli, memeng. Namun kesan yang saya rasakan berasa nikmat. Belum sempat saya rasakan yang sebagai berikut.Oh, Pak Aris! Ayolah.saya telah gak tahan kembali, cepat memasukkan donk!Saya tidak dapat tahan diberlakukan sesuai itu.
Perlahan-lahan saya menambah bokongku ke atas untuk menyongsong kejantanan Pak Aris yang udah ngaceng. Lantas saya menghimpit bokong Pak Aris ke bawah agar kont*l itu dapat masuk dengan prima.Narasi Sex Cabuli,Narasi Asusila tiduri,Cerit ngentot Setubuhi,Narasi Porno cabuli,Narasi Hot Gagahi,Tiduri Kenikmatan
Aaarrrghhh! saya menjerit kecil di saat tangkai kont*l Pak Aris yang besar itu tembus lubang vaginaku. Mulanya berasa tarik dan perih, karena ukuran k*ntol Pak Aris memanglah besar dan panjang apabila dibanding dengan punya suamiku.
Tetapi sesudah buah terong itu terbenam sesaat di lubang vaginaku, rasa perih itu perlahan-lahan beralih jadi rasa nikmat.Pelan-pelan Pak Aris mulai mengayunkan bokongnya naik dan turun.
Hooohh.., Pak! Ssstt, sedap Pak! saya jadi bicara gak karuan.Marilah, Lis!Goyangkan pun pan..tatmu! Ooohhh!Saya ikuti kata Pak Aris. Kucoba untuk ikuti irama serta beberapa gerakan nikmat yang sedang dilakukan Pak Aris.
Gesekan-gesekan lembut di antara tangkai kont*l Pak Aris dengan dinding vaginaku berasa nikmat.Ohhh, Lis! Yabegitu! Terusgoyangkan bokongmu! Uuuhh, oohh, yes!Pak Aris kelihatan demikian nikmati permainan kami.
Kusaksikan mukanya menengadah dengan mata terpejam, seakan menjiwai sedotan dari vaginaku. Terkadang dari bibirnya kedengar lenguhan serta desisan kepuasan.Aku juga nikmati sikatan-sodokan baik tangkai k*ntol Pak Aris.
Bahkan juga saya merengkuh badan kekar Pak Aris dengan kuat. Seakan gak ingin stop dari permainan itu. Keringat mengucur deras lewat pori-pori badan kami, hingga dada bagian Pak Aris yang dengan bulu halus terlihat berkilau lantaran basah oleh keringat.
Saya tak menduga, rupanya di umurnya yang sampai 1/2 era itu, Pak Aris masih miliki stamina yang sempurna. Hingga saya kerepotan hadapi goyangan dan sikatan mautnya.
Sampai pada akhirnya saya rasakan ada suatu hal yang berdenyut dari dalam rahimku.Ooohh, Pak! Saya, pengin ke..luar!Ssshhhtt, Arrhhhggg! Saya tidak kuat kembali membatasi suatu yang mendorong keluar dalam rahimku.
Tetapi Pak Aris masih juga mengayunkan kont*lnya masuk-keluar serta menusuk-nusuk goa darbaku. Dan sejenak lantas, saya merasai tangkai k*ntol Pak Aris mulai nyut-nyutan pada vaginaku.
Hingga akhirnya.Aaaoouuhhh, Lis! Nikmat bangeet!Cairan putih kental menyemburkan deras dari ujung tongkol Pak Aris. Pak Arispun lalu jatuhkan diri ke segi badanku. Napasnya kelihatan tersengal serta dilihat kecapean.
Oh, Pak Aris! Bapak benar-benar dahsyat. Telah lama saya tak rasakan nikmat seperti berikut. Terima kasih ya Pak! Saya merengkuh badan Kekar Pak Aris.Kusandarkan kepalaku di dada bagian Pak Aris sekalian mengelus-elus bulu-bulu halus yang berbaris rapi hingga ke pangkal pahanya. Secara halus juga Pak Aris membelai rambutku yang sedikit oleh keringat. Ah, rupanya digagahi itu tak selama-lamanya tak sedap. Kesempatan ini malah saya menginginkannya kembali.