CERITA DEWASA META MOLEK GELISAH DIGAULI DUA SUAMI TEMAN ARISAN

CERITA DEWASA META MOLEK GELISAH DIGAULI DUA SUAMI TEMAN ARISAN


CERITA DEWASA META MOLEK GELISAH DIGAULI DUA SUAMI TEMAN ARISAN, Hasrat-Bispak64 Seusai demikian lama saya lakoni hidup dengan 2 orang suami disisiku dan udah banyak kepuasan duniawi yang saya raih, selanjutnya ada pula rasa resahku. Hati risauku muncul terutama jika Duta ada dari Jakarta tengah saya gak dapat melayaninya di tempat tidur lantaran kodratku sebagai wanita yang penting terima tamu"jepang", saya terasa bersalah sekali. WAJIB 4D


Lagi Mas Pujo lantaran tiap-tiap hari ada disisiku saya tidak terasa demikian kebeban dengan rasa bersalah. Sebetulnya kekeduanya cukup sabar dan ketahui situasiku, juga Mas Pujo dengan suka-rela mengalah buat memberinya peluang pada Duta memberikan kepuasan dirinya sendiri"meniduri" diriku apabila Duta mau pergi cukup lama, kebalikannya demikian pula jika Mas Pujo mau dinas luar. Ada impianku untuk mendapatkan substitusi peranku sebagai isteri buat mereka berdua masa-masa tamu"jepang" itu tiba. Hasrat itu demikian besarnya tekan jiwaku sebab didorong rasa sayangku pada ke-2 nya.


Seusai mengangsung baik-buruk dan untung rugi, jalan untuk mengaktualkan kemauanku itu pada akhirnya ada. Secara bertepatan saya sedang ikuti arisan ibu-ibu yang teratur dilaksanakan tiap-tiap bulan di kantor suamiku. Kebanyakan sebagai isteri bos saya rada melindungi jarak dengan ibu-ibu lainnya, namun tidak tahu selesai hadirnya Duta saya jadi tambah PD serta dekat dengan mereka. Satu diantara ibu yang turut arisan teratur itu yaitu isteri orang eksekutif menengah, kami memamggilnya Bu Jhoni(nama rahasia suami). Wanita generasi Manado dengan Madura kulitnya kurang begitu putih seperti wanita Manado secara umum tetapi jadi dekati mulato namun tampak bersih serta kemel, tingginya kurang lebih 165 cm, serta bodinya cukup ramping kendati sudah memiliki anak dua orang. Yang spesial sesungguhnya wujud perutnya yang rata terpenting sisi bawah pusar tak seperti wanita yang sudah memiliki anak saja dan umurnya baru 35 tahunan. Ia tergolong tidak elok tetapi ayu dadanya lumayan besar kalau disaksikan di luar bahkan juga semakin besar dari ukuran saya. 

"Mbak Rien saat ini lebih segar lho.?" bisiknya satu di saat ditengah-tengah acara arisan yang bising oleh suara ibu-ibu.


"Ah jeng Meta (kedok) ini dapat saja, Mbak sejak dahulu kan begini-begini saja to." jawabku kendati ada rasa GR pun dalam hati.


"Betul lho Mbak, Mas Jhony saja kerap komentar kalaupun dikantor ini Mbak tergolong orang masih yang semlohai (semok molek aduhai) walaupun sudah berusia" terusnya.


"Itukan bisa-bisanya Dik Jhony" jawabku sekenanya.


"Namun betul lho Mbak, apa sich resepnya? Mbok saya diberitahu jamunya" bisiknya mengharap.


"Aa.. H jeng Meta ada saja, kelak bila Mbak kasih tahu pun buang waktu wong tidak dapat disebarkan" jawabku sembari ketawa.


"Yang betul Mbak..? Apa sich Mbak saya kok ingin tahu" ubernya.


"Betul pengin tahu..?"


"Ya.!"


"Minum Air liur burung" bisikku sembari merapat ke telinganya.


"Burung apa Mbak" kejarnya ingin tahu.


"Burung.. Burungnya Mas Pujo" bisikku kubuat serius.


"AH! Mbak guyon!"


"Benar jeng, ini benar lho jeng" jawabku.


"Itukan biasa Mbak"


"Biasa bagaimana, jika sekadar ML terus usai ya biasa jeng namun ada metodenya" jelasku.


"Jeng Meta ML dengan Dik Jhony berapakah kali satu minggu?" lanjutku.


"Amat sekali ya kadang-kadang 2x Mbak" jawabannya.


"Bila ML apa yang jeng Meta kerjakan?" tanyaku kembali.


"Ya biasa Mbak bercumbu selalu gitulah..! Lagi usai ya telah demikian saja" jawabannya.


"Lho ya telah bagaimana to jeng, semestinya kan ada pemanasan, permainan selalu pendinginan serta apa jeng Meta selalu bisa sampai pucuk?"


"Itu dia Mbak problemnya, saya kerap ditinggalkan menggantung" jawabannya sembari menerawang.


"Terus"


"Ya jika sudah demikian paling saya yang gelisah dan umumnya sekedar dapat melepaskan ke tugas rumah Mbak" terusnya.


"Nach tersebut jeng perbedaannya, Mbak dengan Mas Pujo terus pucuk juga berulang-kali lho" jawabku.


Kusaksikan parasnya terlihat kagum dan nampak rasa pengin taunya yang terpancar dari matanya.


"Jeng ML itu bila dikerjakan secara benar serta senang dapat membikin kita tahan lama muda, karena kerja hormon-hormon dalam badan kita jadi maksimum" lanjutku mengatakan bak seaorang dokter.


"Oooh itu to Mbak rahasianya..!" celetukannya.


"Maka dari itu saya ngomong, biarpun Mbak kasih tahu kan jeng Meta belumlah pasti dapat.. Sampai.." jelasku berniat memancing reaksinya.


"Sampai apa Mbak.?" Tanyanya tidak sabar.


"Juga jika jeng Meta Mbak suruh belajar sama Mas Pujo pula belum pasti ingin" lanjutku sekalian berbisik.


"Ahh Mbak" jawabannya sembari mencubit lenganku.


Narasi kami selesai dengan usainya acara arisan, saat sebelum pergi Meta sempat berbisik setiap waktu pengen dengar pendapat kujawab ya setiap saat. Juga kubisiki kelak belajar langsung saja ama Mas Pujo.


Satu minggu seterusnya saat itu jam 19.00 malam, Duta baru tiba dari Jakarta tengah saya kembali ada tamu jepang jadi saya dengan maksud berikan blowjob Duta tengah Mas Pujo masih ogah-ogahan didekat kami berdua, mendadak telephone berdering, karena saya serta Duta akan telanjang karenanya Mas Pujo yang membawa telephone.


"Halo selamat malam" salam Mas Pujo, saya tidak tahu apa jawaban disamping sana, tetapi,


"Ya betul, ingin bercakap dengan Mbak Rien..? Sesaat ya, dari siapa? Meta! Oh jeng Meta, Meta Jhony?" bertanya Mas Pujo, dengar itu saya bangun, Duta terpaksa sekali melepas pelukannya padaku. Sebetulnya scenario ini saya yang buat, karena saya ingin Meta bisa main kerumah maka dari itu kuminta Mas Pujo memberikan tugas Jhony keluar kota untuk supervisi sepanjang tiga hari.


"Halo jeng Meta kok tumben nelpon malam-malam" sapaku mengawali perbincangan.


Kami bicara panjang lebar hingga akhirnya mengusik penuturan kami di arisan dahulu. Kuulangi tawaranku untuk belajar pemanasan dengan Mas Pujo, atau memandang saja kami yang mengimplementasikannya berdua. Meta ingin tahu waktu saya serta Mas Pujo pengin bercinta disaksikan seseorang, kujawab kalau saya cuma dapat jika orangnya itu Meta, lain tak lagian sekedar sekedar beberapa cara pemanasan. Meta ternyata mulai panas pada akhirnya kuulangi kembali tawaranku dan jawabnya.


"Iya Mbak BT nih anak-anak udah pada tidur, Mas Jhony dinas luar" jawabannya.


"Ya telah to main saja ke rumah, kami semua sedang tidak ada pekerjaan kok lagian masih sore" jawabku.


"Tetapi Mbak,"


"Apa?"


"Saya malu sama Mas Pujo,.." jawabannya.


"Gak pa-pa kami hanya berdua kok, tak boleh was-was kelak pulangnya kami antara" jawabku.


"Oke Mbak tetapi janji lho.. tidak mesti dipraktekin sama saya.." pintanya menyelesaikan penuturan.


Sesudah itu kami tutup penuturan, rumah Meta lebih kurang 15 menit dengan naik kendaraan. Kuminta Duta bersabar dan bersembunyi di kamar sementara saya dan Mas Pujo yang bisa terima Meta. Ide ini pernah kuutarakan awal mulanya sama suami-suamiku. Kurang lebih 25 menit kami tunggu ada orang menekan bel pintu pagar, Mas Pujo yang ketika itu cuman gunakan piyama tanpa ada dalaman yang membuka pintu.


"Malam Mbak," sapa Meta demikian masuk pintu rumah dibarengi Mas Pujo.


Meta gunakan busana cukup ketat maka dari itu dadanya yang membusung tampak kabur namun saya percaya laki laki mana pun akan ingin tahu mau ketahui didalamnya, lebih-lebih dengan kancing depan serta belahan dada yang lumayan kebawah tengah bawahan dia gunakan celana jean kelihatan seksi sekali pantatnya.


"Malam, wah.. Jeng Meta tidak nyagka lho kalaupun dapat main kerumah tidak kesasarkan?" tanyaku.


Seusai mempersilahkan Meta duduk kami bercakap ngalor-ngidul sampailah selanjutnya mengusik permasalahan dipan, Mas Pujo bisa lihat ekspresi muka Meta yang bosan tahu jika dia mulai kepancing birahinya. Karena pembicaraan kami yang menstimulasi saraf telinga Meta serta kami tidak menuturkannya secara vulgar, tiada berasa jam perlihatkan angka 9 malam, Meta was-was.

CERITA DEWASA META MOLEK GELISAH DIGAULI DUA SUAMI TEMAN ARISAN

"Mbak telah malam nih Meta pengin berpamitan" pintanya namun matanya terlihat sayu.


"Tidak boleh dahulu ujarnya ingin belajar rahasianya Mbak" jawabku sembari melihat Mas Pujo penuh makna. WAJIB 4D


"Ah Mbak.. Malu ah sama Mas Pujo"


Saya dekati Mas Pujo serta kucium ia dibibirnya denga mesra serta halus.


"Gak pa-pa kan Mas?" pintaku Mas pujo menganggangguk sekalian memegangku, kami berciuman, dan sama sama raba di muka Meta, sementara Meta kusaksikan merah padam wajahnya lihat bab kami, walau begitu saya melakukan secara halus serta berhati-hati sekali.


"Begini kami mengerjakannya jeng," kataku memaparkan seperti dosen saja.


"Ah.. Mbak, Meta jadi kebingungan nih.., Meta pulang saja ya Mbak" pintanya namun gak bergeser.


"Ayolah.. tidak pa-pa" kami berangkulan dekati Meta yang mulai seperti cacing kepanasan. Mas Pujo tahu situasi lekas merapat maka dari itu duduk bersebelahan di sofa panjang yang ditempati Meta, lagi digenggamnya ke-2  tangan Meta, Meta menunduk malu.


"Mbak.. Namun cu ma se ba.. tas teknik pemanasan saja lho Mbak" pintanya sekalian melihatku.


"Ya, Mas sekedar bakal memamerkan trik pemanasan saja sama jeng Meta" jawab Mas Pujo sabar.


Perlahan-lahan disentuhnya dagu Meta dipandangnya matanya dalam-dalam penuh hati, memperoleh perbuatan begitu dari Mas Pujo Meta pejamkan mata, perlahan-lahan Mas Pujo mencium bibirnya tanpa ada melumatnya. Ahh! Meta mendesah, ulanginya ciuaman itu oleh Mas Pujo dengan tempelkan bibirnya lumayan lama, Meta mulai bereaksi dengan mengulum bibir Mas Pujo serta Mas Pujo mulai tingkatkan laganya, tangannya berubah ke bawah ketiak Meta serta tarik badan Meta kepelukannya. Semuanya ini dilaksanakan di sofa tempat tamu, sembari duduk bedempetan.


Mas Pujo mulai meraba dada Meta yang membusung, serta Meta mulai mendesah-desah mereka masih berciuman sama-sama lumat dan sama-sama hirup (pekerjaan bersilat lidah betul-betul Mas Pujo begitu mahir). Seusai nyaris sepuluh menit mereka sama-sama raba Mas Pujo mempertingkat laganya dari meraba sisi luar selalu lepaskan kancing atas busana Meta jari-jari tangannya mulai menyisir pinggir BHnya tuju ketengah. Meta melenguh seperti sapi disembelih demikian tangan Mas Pujo mancapai putingnya dan menjepinya dengan 2 jemari. Dalam pada itu mulut Mas Pujo mulai merembet ke bawah menjurus belahan dadanya yang sekal.


Tanpa ada diakui Meta tangan kanan Mas Pujo udah menyusup ke punggung Meta dan melepas kait BH Meta jadi tampaklah buah dada Meta yang cepat serta melawan, tanpa buang peluang langsung Mas Pujo melumat putingnya. Meta mulai tidak bisa menahan diri, ia lupa dengan janjinya sendiri, tangannya secara reflek menggerayang sisi depan Mas Pujo dan memulai lakukan pijatan-pijatan lembut mulai dada, pusar dan lurus ke bawah pusar. Tanpa ada menampik Mas Pujo malahan berikan peluang pada Meta menyorongkan tubuhnya, sembari mulutnya masih tetap bergelayut di puting Meta, tetapi tanggannya telah memulai menarik resleting celana jeannya. Meta tidak henti-henti mendesah, perlahan-lahan saya ke sakelar lampu kukecilkan maka dari itu keadaan kelihatan redup serta semakin romantis.


Meta telah melempengkan kakinya di sofa sekalian kepalanya bersangga pada tanganan sofa, sementara tinggal memakai CD warna merah, Mas Pujo belum membebaskan piayamanya dengan status di atas Meta tetapi batangnya udah kelihatan menunjuk karena diurut-urut Meta. Perlahan-lahan Mas Pujo menggigit tepian CD Meta serta menariknya kebawah hingga bugil Meta masih tenang karena mungkin memandang Mas Pujo tak melepas piyamanya. Mas Pujo mulai mejilati perut Meta turun menjurus pusar selalu menciuminya dan meleletkan lidahnya kebawah mencium rambut kemaluan Meta, ditangani demikian Meta meracau tidak karuan.


"Aduh Mas.. Mbak Meta gak tahan.. oh Mas Pujo"


Saya memberinya code pada Duta, ketika itu Mas Pujo sudah memasukkan wajahnya di selangkangan Meta, menjilat-jilati klitoris Meta, Meta dengan status buka ke-2  pahanya pinggulnya terhambat pegangan bangku maka saat ini kepalanya ada di bawah. Dengan status ini karenanya nampaklah gundukan bukit venus yang elok dan merekah merah hingga meringankan buat penetratif.


Perlahan-lahan Mas Pujo mundur dan Duta yang sudah telanjang bundar maju dengan palkon siap serbu, Meta masih terbenam dalam keasyikan yang diterimanya nyaris satu jam dicumbu Mas Pujo, tak menduga kalau ada peralihan status di bawah. Duta langsung mengenggam palkonnya dan arahkan ke lubang surga Meta, dengan akurat Duta menghentak serta bles..!


"Ahh Mas saya tak ingin.. tak mau" sekalian meronta namun sekencang kilat saya membelai serta mengulum putingnya, lagi Duta langsung mengamankan kaki Meta jadi Meta cuman dapat mendesis dan pengin berontak tetapi lantaran gempuran rasa nikmat yang gemilang dia cuman menggeleng-gelengkan kepalanya.


"Ahh Mbak.. Mas.. Kalian nakal aduhh.. Oh.. Mengapa ini ohh.. Ohh.. Mbak saya gak tahan.. Tidak ta.. Hhaan.."jerit Meta sembari melafalkanng napasnya mengincar seluruhnya otot-otot tubuhya meregang penanda orgasme hingga sampai.


Duta menyeimbangi dengan kocokan-kocokan perlahan-lahan serta teratur sampai dibiarkannya Meta nikmati orgasmenya yang pertama-tama yang nyaris membuat tidak sadar diri. Seusai napas Meta aga teratur perlahan-lahan Duta mulai memompa karenanya perlahan-lahan Meta mulai buka matanya dan..


"HAAH Mbak kok bukan Mas Pujo..!" teriaknya cemas sembari pengen berontak namun penguncian Duta serta kocokan-kocokan palkon Duta di memeknya bikin ia tidak mempunyai daya.


"Bagaimana Mbak? Saya tidak ingin Mbak, saya pengen sama Mas Pujo saja," teriaknya kembali.


"Tenang jeng, tenang..!" kucoba menyantaikannya, sembari kukedipi Mas Pujo buat persiapan menukar statusku.


Mas Pujo merapat dan memulai melumat puting Meta yang samping kiri sementara tangan kirinya meremas-remas puting yang samping kanan. Memperoleh gempuran terus-menerus dari bawah serta atas Meta jadi naik birahi kembali..


"Ahh.. Mbak, Mas bagaimana ini kok ini to, ahh nikmat Mbak.. Meta tidak tahan Mas, mari selalu Mas.. Yang keras.." ceracaunya Meta melafalkanng kembali menjajaki orgasmenya yang ke-2 .


Dutapun kelihatan mulai berkerenyit dahinya serta kian keras kocokannya, tanda-tanda pengen sampai orgasme karenanya segera saya ambil sementara Mas Pujo langsung menukar status Duta mengocak vagina Meta dengan palkonnya tiada berikan peluang di Meta untuk mengendalikan napas. Kucium dan kukulum kepala kontol Duta di muka Meta sekalian mengocak-ngocok batangnya.. Dan..


Creett.. Crett.. Cret..


Kuminum sperma Duta yang tumpah dimulutku. Meta lihat seluruhnya sekalian mendelik mencegah nikmat sebab kocokan Mas Pujo. Selesai nyaris 1/2 jam mereka sama-sama lecut selanjutnya mulai ada pertanda Mas Pujo dan Meta dapat sampai pucuknya dan..


"Aaahh Mas saya gak kuat.. Saya.." demikian teriak Meta menjajaki orgasmenya yang ke-3 . Mas Pujo memberinya peluang untuk ambil napas sembari adakalanya masih mengocak vagina Meta perlahan-lahan.


"Sini Mas.. Sini Mas.." pinta Meta di Mas Pujo sembari tangannya menggapai-gapai.


Mas Pujo menyelesaikan kocokannya serta mengambil kontolnya serta menyorongkannya ke dalam mulut Meta, sembari masih tetap berbaring telentang di sofa dikulumnya kontol Mas Pujo yang telah lebam serta berenyut-denyut. Selanjutnya.. 


Crett.. Crett.. Crett


Muncratlah sperma Mas Pujo di mulut Meta, Meta menelannya sembari membeliakkan mata, kemungkinan belum biasa namun lalu dijilatinya beberapa sisa sperma diujung kontol Mas Pujo.


Sesudah itu mereka bertiga istirahat mengendalikan napas, sembari nikmati sejumlah sisa orgasme yang mereka alami.  Meta mengerling padaku. Saat itu udah jam 11-an malam.


"Mbak Rien nakall..!" rengeknya manja, sembari memukul bahuku.


"Lho kan jeng Meta sendiri yang keterusan.." jawabku.


"Ahh Mbak ni lho, Meta jadi malu ama Mas Pujo.. Eh.. Mas yang satu siapa Mbak?" tanyanya sembari mengerling ke Duta.


"Adiknya Mas Pujo! Duta" jawabku.


"Jeng Meta pengen pulang..?" tanyaku kembali.


"Ya dech Mbak, telah malam nih kelak anak-anak cari" jawabannya.


Saya dan Duta membawa Meta pulang lagi Mas Pujo nantikan rumah, di jalan Meta mengucapkan terima kasih sama Duta, tuturnya baru kali inilah mengenyam multiorgasme yang sekian lama ini cuman keinginan saja. Meta juga berani mencium Duta di depanku waktu dia turun dari mobil. Selesai membawa Meta pulang saya mendapatkan kecupan spesial dari Mas Pujo serta Duta tuturnya mereka tidak pernah mengandaikan wanita lain sampai kini lantaran sesungguhnya sekian lama ini mereka udah berasa cukup hanya dengan serviceku. Namun kemunculan Meta membikin mereka makin berbahagia. Dan sepanjang 3 hari mereka berdua selalu bisa mengesankan Meta juga waktu hari akhir Meta memohon nginap di rumah dan mereka main sampai 4x. Selaku isteri saya selalu risau memandang keperkasaan mereka berdua, tetapi kehadiran Meta bisa sedikit sebagai obat kegelisahanku.


Pembaca yang budiman sampai sekarang ini hampir sudah 1 tahun saya Meta, Duta dan Mas Pujo tanpa ada Jhony lakukan ini. Meta lebih rajin memiara dianya sendiri serta dia tambah berbinar dia begitu menyukai Mas Pujo walaupun begitu kami seluruh berbahagia. Ada pembaca yang tawarkan kepadaku buat ML tetapi memohon maaf saya tidak bisa dikarenakan saya cuma dapat buat Dutaku dan Mas Pujoku, kemunculan Meta sesungguhnya gak mereka harapkan pun tetapi sebab sudah telanjur karena itu kami sependapat menyambung tidak tahu hingga sampai kapan yang pasti kami sama sama mencintai

Post a Comment

Previous Post Next Post